Rabu, 18 Mei 2016

ABORTUS

Abortus dapat dibagi atas dua golongan yaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus spontan adalah abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis dan disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Abortus provokatus adalah abortus yang terjadi akibat tindakan atau disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat. Bayi baru mungkin hidup di dunia luar bila berat badannya telah mencapai lebih dari pada 500 gram atau umur kehamilan lebih daripada 20 minggu.

Abortus dapat dibagi atas dua golongan :
Abortus spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis atau medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah. Abortus ini dapat dibagi menjadi; 
  • Abortus imminens adalah keguguran memb akat dan akan terjadi, keluarnya fetus masih dapat dicegah. 
  • Abortus insipiens adalah abortus yang sedang berlangsung dengan ostium sudah terbuka dan ketuban sudah teraba. Kehamilan sudah tidak dapat dipertahankan lagi. 
  • Abortus inkompletus adalah hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah desidua dan plasenta. 
  • Abortus kompletus adalah seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga rongga rahim kosong 
  • Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
  •  Abortus habitualis adalah keadaan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih. 
Abortus provokatus (inducedabortion) adalah abortus yang disengaja baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat.
  • Abortus medisinalis (abortus therapeutika) adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan aindikasi medis) 
  • Abortus kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis. 
Penyabab Abortus :
   1.  Faktor Fetus

Berdasarkan hasil studi sitogenetika yang dilakukan di seluruh dunia, sekitar 50 hingga 60 persen dari abortus spontan yang terjadi pada trimester pertama mempunyai kelainan kariotipe.

Abnormalitas kromosom adalah hal yang utama pada embrio dan janin yang mengalami abortus spontan, serta merupakan sebagian besar dari kegagalan kehamilan dini. Kelainan dalam jumlah kromosom lebih sering dijumpai daripada kelainan struktur kromosom. Abnormalitas kromosom secara struktural dapat diturunkan oleh salah satu dari kedua orang tuanya yang menjadi pembawa abnormalitas tersebut.

2.  Faktor-faktor Ibu Sebagai Penyebab Abortus 

Ibu hamil yang mempunyai riwayat keguguran memiliki risiko yang tinggi untuk terjadi keguguran pada kehamilan seterusnya terutama pada ibu yang berusia lebih tua. Pada wanita hamil yang mempunyai riwayat keguguran tiga kali berturut- turut, risiko untuk terjadinya abortus pada kehamilan seterusnya adalah sebesar 50 persen.

3.  Faktor Paternal 

Translokasi kromosom dalam sperma dapat menyebabkan zigote mempunyai terlalu sedikit atau terlalu banyak bahan kromosom, sehingga mengakibatkan abortus.
Komplikasi Abortus / keguguran 

Akibat Dilakukannya Tindakan Abortus Provokatus / Kriminalis Komplikasi Medis yang Dapat Timbul Pada Ibu 
 Melakukan kerokan harus diingat bahwa selalu ada kemungkinan terjadinya perforasi dinding uterus, yang dapat menjurus ke rongga peritoneum, ke ligamentum latum, atau ke kandung kencing. Oleh sebab itu letak uterus harus ditetapkan lebih dahulu dengan seksama pada awal tindakan, dan pada dilatasi serviks jangan digunakantekanan berlebihan. Pada kerokan kuret dimasukkan dengan hati-hati, akan tetapi penarikan kuret ke luar dapat dilakukan dengan tekanan yang lebih besar. Bahaya perforasi ialah perdarahan dan peritonitis. Apabila terjadi perforasi atau diduga terjadi peristiwa itu, penderita harus diawasi dengan seksama dengan mengamati keadaan umum, nadi, tekanan darah, kenaikan suhu, turunnya hemoglobin, dan keadaan perut bawah. Jika keadaan meragukan atau ada tanda-tanda bahaya, sebaiknya dilakukan laparatomi percobaan dengan segera.


PENCEGAHAN

Yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut sebaiknya wanita berusia 30 atau 40 tahun yang merencanakan untuk hamil harus konsultasikan diri dulu ke dokter. Bagaimanapun, berikan konsentrasi penuh mengenai kehamilan di atas usia 35 tahun, diantaranya:
  1. Rencanakan kehamilan dengan konsultasi ke dokter sebelum pasti untuk kehamilan tersebut. Kondisi kesehatan, obat-obatan dan imunisasi dapat diketahui melalui langkah ini.
  2. Konsumsi multivitamin yang mengandung 400 mikrogram asam folat setiap hari sebelum hamil dan selama bulan pertama kehamilan untuk membantu mencegah gangguan pada saluran tuba.
  3. Konsumsi makanan-makanan yang bernutrisi secara bervariasi, termasuk makanan yang mengandung asam folat, seperti sereal, produk dari padi, sayuran hijau daun, buah jeruk, dan kacang-kacangan.
  4. Mulai kehamilan pada berat badan yang normal atau sehat (tidak terlalu kurus atau terlalu gemuk). Berhenti minum alkohol sebelum dan selama kehamilan.
  5. Jangan gunakan obat-obatan, kecuali obat anjuran dari dokter yang mengetahui bahwa si ibu sedang hamil

Minggu, 15 Mei 2016

ASUHAN BAYI BARU LAHIR

Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat. Sedangkan, asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran, sebagian besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha nafas spontan dengan sedikit bantuan.

Ciri-ciri bayi baru lahir normal

  • Lahir aterm antara 37- 42 minggu.
  • Berat badan 2500 - 4000 gram.
  • Panjang badan 48-52 cm.
  • Lingkar dada 30-38 cm.
  • Lingkar kepala 33-35 cm.
  • Lingkar lengan 11-12 cm.
  • Frekuensi denyut jantung 120-160 menit.
  • Pernafasan ±40-60x/ menit.
  • Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
  • Kuku agak panjang dan lembut.
  • Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
  • Nilai APGAR >7.
  • Gerak aktif.
  • Bayi lahir langsung menangis kuat.
  • Reflek rooting (mencari puting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.
  • Reflek sucking (isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik.
  • Reflek morro (gerakan memeluk jika dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik.
  • Reflek graping (menggegam) sudah baik.
  • Genetalia
  1. Pada laki laki kematangan ditandai dengan testis yang berada pada sekrotum dan penis yang berlubang
  2. Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang, serta ada labiya mayora dan minora.
  • Eliminasi baik yang ditandai dengan keluarnya mekonium dalam 24 jam pertama dan berwarna hitam kecoklatan.

Adapun permasalahan yang terjadi pada bayi baru lahir adalah asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan tali pusat, kejang, BBLR, hipotermi, dll.
Periode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal yang tidak menyenangkan bagi bayi tersebut. Hal ini disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intrauterin) dengan lingkungan kehidupan sekarang (ekstrauterin) yang sangat berbeda. Di dalam uterus janin hidup dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dan hidup bergantung penuh pada ibunya. Sedangkan, pada waktu kelahiran, setiap bayi baru lahir akan mengalami adaptasi atau proses penyesuaian fungsi – fungsi vital dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus.



Tahapan bayi baru lahir
  • Tahap I terjadi segera setelah lahir, selama menit-menit pertama kelahiran. Pada tahap ini digunakan sistem scoring apgar untuk fisik dan scoring gray untuk interaksi bayi dan ibu.
  • Tahap II disebut tahap transisional reaktifitas. Pada tahap II dilakukan pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya perubahan perilaku.
  • Tahap III disebut tahap priodik, pengkajian dilakukan setelah 24 jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh.

Asuhan kebidanan
  • Perawatan tali pusat.
  • Mempertahankan suhu tubuh.

Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahakan suhu tubuh bayi terutama pada bayi berat lahir rendah, pemotongan dan perawatan tali pusat, pemberian air susu ibu (ASI) dalam usaha menurunkan angka kematian oleh karena diare, pencegahan terhadap infeksi, pemantauan kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi petugas kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu ibu hamil dan melahirkan.

Penanganan bayi baru lahir memerlukan upaya bersama tenaga kesehatan khususnya bidan dengan memberikan asuhan komprehensif sesuai dengan PerMenKes RI No.1464/MenKes/2010 sejak bayi dalam kandungan, selama persalinan, segera sesudah melahirkan serta melibatkan keluarga dan masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas seperti mengajarkan cara merawat tali pusat, cara memandikan bayi serta cara menyusui yang benar dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.

Oleh kerena itu kita sebagai bidan dan tenaga kesehatan lainnya harus terus berusaha dalam meningkatkan usaha untuk merawat bayi baru lahir dengan baik, agar kita sebagai tenaga kesehatan tidak ikut menyumbangkan angkat kematian bayi yang baru. lita juga harus mengajarkan ibu dan keluarga cara merawat bayi dengan bayi.




Jumat, 13 Mei 2016

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA ANAK

Pengertian dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 

ISPA merupakan singkatan dari infeksi Saluran Pernapasan Akut, yang artinya yaitu penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran napas mulai dari hidung (saluran pernapasan ats) sampai alveoli (saluran pernapasan bawah) termasuk jaringan adneksanya separti sinus rongga telinga tengah dan pleura.

ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik dinegara berkembang maupun dinegara maju. Dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada, masa dewasa.

Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik .

ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.

Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim hujan.

Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.


Penyabab dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

ISPA sendiri dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan jamur. Berikut beberapa contoh bakteri, virus dan jamur yang dapt menyababkan penyakit ISPA :

a)      Bakteri penyebab ISPA, seperti :
·         Diplococcus pneumonia
·         Pneumococcus
·         Streptococcus hemolyticus
·         Streptococcus aureus
·         Hemophilus influenza
·         Bacillus Friedlander

b)      Virus penyebab ISPA, seperti :
·         Respiratory syncytial virus
·         Virus influenza
·         Adenovirus
·         Cytomegalovirus

c)      Jamur penyebab ISPA, seperti :
·         Mycoplasma pneumoces dermatitides
·         Coccidioides immitis
·         Aspergillus
·         Candida albicans

 Tanda dan Bahaya Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris.
a)      Tanda-tanda klinis
·   Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing.
·  Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest.
·    Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung, kejang dan coma.
·         Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
b)      Tanda-tanda laboratoris
·         hypoxemia,
·         hypercapnia dan
·         acydosis (metabolik dan atau respiratorik).

Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor, Wheezing, demam dan dingin.

Cara Penularan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, oleh karena itu maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita maupun dengan benda terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur penyebab atau mikroorganisme penyebab.

Klasifikasi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

GEJALA
KLASIFIKASI
TINDAKAN/PENGOBATAN
(tindakan pra rujukan dicetak tebal)
·         Ada tanda bahaya umum. ATAU
·         Tarikan dinding dada ke dalam. ATAU  
·         Stridor
PNEUMONIA BERAT
atau
  PENYAKIT SANGAT BERAT
·    Beri dosis pertama antibiotik yang sesuai
·         RUJUK SEGERA*



·         Napas cepat.



PNEUMONIA
·         Beri antibiotik yang sesuai
·     Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman
·   Jika batuk >3 minggu, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan
·         Kunjungan ulang 2 hari.


·         Tidak ada tanda-tanda pneumonia atau penyakit sangat berat.


BATUK :
BUKAN PNEUMONIA
·     Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman
·   Jika batuk >3 minggu, rujuk untuk pemeriksaan lanjutan
·         Nasihati kapan kembali segera
·       Kunjungan ulang 5 hari jika tidak ada perbaikan


UMUR ANAK
NAFAS CEPAT APABILA :
      2 bulan - < 12 bulan
50 kali atau lebih per menit
      12 bulan - < 5 tahun
40 kali atau lebih per menit


Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Sebagai langkah prefentif dalam mewaspadai ISPA tentunya dengan melakukan pola hidup higienis yang bisa dilakukan sebagai tindakan pencegahan, di antaranya :
1.     Mencuci tangan secara teratur terutama setelah beraktivitas di tempat umum.
2.    indari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata, agar terlindung dari penyebaran virus dan bakteri.
3.  Perbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin terutama vitamin C. Vitamin sangat membantu dalam meningkatkan dan menjaga sistem kekebalan tubuh Anda.
4.     Ketika bersin, pastikan menutupnya dengan tisu atau tangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit yang bisa menular kepada orang lain, terutama kepada anak - anak





Kamis, 12 Mei 2016

Menentukan Usia Kehamilan


Menentukan umur hamil sangat penting untuk memperkirakan persalinan, dan juga untuk memudahkan bidan dalam melakukan pemeriksaan kepada ibu untuk mengetahui usia kehamilan ibu. Agar tidak terjadi hal-hal yang idak diinginkan selama kehamilan ibu.

Umur kehamilan dapat dicari dengan cara :

1. Mempergunakan rumus Naegle.

Rumus naegele terutama untuk menentukan hari perkiraan lahir (HPL, EDC= Expected Date of Confinement). Rumus ini terutama berlaku untuk wanita dengan siklus 28 hari sehingga ovulasi terjadi pada hari ke 14. Rumus Naegle memperhitungkan umur kehamilan berlangsung selama 288 hari. Perhitungan kasarnya dapat dipakai dengan menentukan hari pertama haid dan ditambah 288 hari, sehingga perkiraan kelahiran dapat ditetapkan.

Rumus Naegle dapat dihitung hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya dikurang 3 (tiga) dan Tahun ditambah 1 (satu).

Contoh 1

haid hari pertama tanggal 11 april 2000, maka penghitungan perkiraan kelahiran adalah 11 + 7 = 18; 4 -3= 1, dan Tahun 2000+1 = 2001, sehingga dugaan persalinan adalah 18 Januari 2001.

contoh 2

hari pertama haid terakhir ibu tanggal 3 januari 2015, perhitungan ini juga bisa menggunakan rumus hari haid pertama ditambah 7 (tujuh) dan bulannya ditambah 9 (sembilan) dan Tahun ditambah 1 (satu), maka penghitungan perkiraan persalinan ibu adalah 3 + 7 = 10; 1 + 9 = 10 dan tahun 2015 + 1 = 2016, jadi dugaan persalinan ibu pada tanggal 10 September 2016.

2. Gerakan pertama janin 

Pada kehamilan pertama, gerakan janin mulai terasa sesudah usia kehimilan 18 - 20 minggu. Sedangkan pada kehamilan kedua dan seterusnya, gerakan janin bisa dirasakan pada usia kehamilan 16 - 18 minggu. Memasuki usia kehamilan trimester ketiga gerakan janin akan semakin kuat dan sering, tetapi tidak bisa dipungkiri juga ada janin yang gerakannya kurang aktif bergerak.

3. Perkiraan tingginya fundus uteri.


Mempergunakan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan umur hamil terutama tepat pada hamil pertama. Secara tradisional perkiraan tinggi fundus dilakukan dengan palpasi fundus dan membandingkannya dengan beberapa patokan antara lain simfisis pubis, umbilikus, atau prosesus xipoideus. Cara tersebut dilakukan tanpa memperhitungkan ukuran tubuh ibu. Pada kehamilan kedua dan seterusnya perkiraan ini kurang tepat.


Tinggi fundus uteri = Umur kehamilan (untuk kehamilan normal)  



1/3 di atas simfisis = 12 minggu 

½ simfisis-pusat = 16 minggu 
2/3 di atas simfisis = 20 minggu 
Setinggi pusat = 22 minggu 
1/3 di atas pusat = 28 minggu 
½ pusat-prosesus xifoideus = 34 minggu 
Setinggi prosesus xifoideus = 36 minggu 
Dua jari (4cm) di bawah prosesus xifoideus = 40 minggu

4. Pita ukur 

Menggunakan pita pengukur tapi metode pengukurannya berbeda. Garis nol pita pengukur diletakkan pada tepi atas simfisis pubis di garis abdominal, tangan yang lain diletakkan di dasar fundus, pita pengukur diletakkan diantara jari telunjuk dan jari tengah, pengukuran dilakukan sampai titik dimana jari menjepit pita pengukur. Sehingga pita pengukur mengikuti bentuk abdomen hanya sejauh puncaknya dan kemudian secara relatif lurus ke titik yang ditahan oleh jari-jari pemeriksa, pita tidak melewati slope anterior dari fundus.
Caranya tidak diukur karena tidak melewati slope anterior tapi dihitung secara matematika sebagai berikut:
  • Sebelum fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 4 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan
  • Sesudah fundus mencapai ketinggian yang sama dengan umbilikus, tambahkan 6 cm pada jumlah cm yang terukur. Jumlah total centimeternya diperkirakan sama dengan jumlah minggu kehamilan
5. Tes USG atau ultrasonografi 

Cara mengukur usia kehamilan yang lebih akurat adalah dengan menggunakan tes ultrasonografi (USG) di rumah sakit maupun klinik kesehatan. Melalui tes USG kita bisa mengetahui perkembangan janin dalam tubuh wanita hamil. Pengukuran usia kehamilan melalui USG adalah didasarkan pada panjang janin, ukuran tengkorak, ukuran ginjal, ukuran jantung dan organ tubuh lainnya. Tes USG disarankan dilakukan minimal 3 kali dalam satu masa kehamilan, yaitu pada trimester pertama, trimester kedua dan trimester ketiga.

Bagaimana prinsip kerja tes USG untuk menghitung usia kehamilan? Mula-mula gelombang dengan frekuensi tinggi dipancarkan melalui dinding rahim seorang wanita. Gelombang ini akan menghasilkan pantulan gema dan akan diterjemahkan oleh perangkat teknologi yang tersambung ke dalam komputer menjadi bentuk gambar 2 dimensi. Perkembangan teknologi terkini dunia kedokteran sudah mampu menghasilkan tes USG 3 dimensi dan 4 dimensi sehingga kita bisa memantau usia kehamilan lebih akurat.


Menghitung usia kehamilan dengan USG memiliki beberapa keunggulan. Keunggulan tersebut antara lain mampu mendeteksi kemungkinan terjadinya kelainan pada calon bayi, mengetahui letak kehamilan, memantau perkembangan bayi dari kehamilan trimester pertama sampai trimester ketiga dan memeriksa kemungkinan terjadi kelainan pada rahim si ibu. Untuk efek negatifnya, selama ini belum ditemukan adanya laporan keluhan akibat pemeriksaan kehamilan dengan USG. Jadi, cara ini relatif aman bagi kondisi kesehatan wanita hamil.